Ketika melakukan
perawatan berkala, hal umum yang sering terdeksi yaitu dengan banyaknya
tertinggal kerak atau karbon deposit di ruang bakar dan kepala piston.
Ini adalah dampak dari penggunaan premium, yang notabene nya memiliki
pembakaran yang tidak sempurna.
Pembakaran yang tidak
sempurna mengakibatkan partikel karbon deposit mengendap dan memperkecil
volume ruang bakar. Hal ini dapat mengakibatkan tidak maksimalnya
output tenaga yang dihasilkan. Dalam jangka pendek, hal tersebut tidak
signifikan dirasakan, namun dalam jangka panjang endapan kerak selain
menurunkan performa, juga dapat berdapak pada seringnya penggantian part
tertentu.
Penggunaan BBM premium
pada kesehariannya masih banyak didapati dilakukan oleh pengguna mobil,
sekelas mobil mewah (BBM subsidi bukan untuk pengguna mobil mewah).
Namun yang perlu disadari selain peruntukan BBM subsidi ditujukan bagi
golongan tertentu, sesungguhnya penggunaan BBM premium justru merugikan
Anda dan kendaraan yang Anda gunakan.
(archieve.kaskus.co.id)
Perawatan terhadap mobil
baiknya dilakukan lebih sering sebelum waktunya pelaksanaan perawatan
sesuai jadwal yang telah ditentukan jika Anda masih menggunakan BBM
subsidi, setidaknya hal ini dapat memperkecil efek kerusakan pada mobil.
Namun otomatis dengan lebih sering melakukan perawatan, maka
pengeluaranpun akan semakin besar. Jika saja Anda mengabaikan melakukan
perawatan lebih rutin, sah – sah saja, namun efek jangka panjang akan
berdampak lebih tidak menguntungkan lagi.
Bagi anda yang
menggunakan mobil dengan injector, efek selanjutnya adalah penyumbatan
di injector bahan bakar. Jika sudah menyumbat, maka asupan bahan bakar
menuju ruang bakar akan terhambat dan tidak lancar yang berakibat pada
pincangnya mesin, ataupun seringnya didapati gejala ngelitik. Meskipun
bisa dibersihkan atau diperbaiki, namun biaya pembersihan injektor
tidaklah murah.
Busi juga merupakan
salah satu part yang akan cepat menurun performanya jika pembakaran di
ruang mesin tidak sempurna. Jika biasanya penggantian busi di km 20.000,
namun baiknya diganti jauh sebelum mencapai rentang jarak kilometer
tersebut (bagi pengguna premium).
Semuanya kembali ke diri
sendiri, seberapa pentingnya kesehatan kendaraan yang kita tunggangi,
mana yang kita pilih, mengeluarkan biaya sedikit lebih mahal diawal
(untuk membeli BBM non subsidi) tanpa perlu khawatir performa mesin yang
menurun serta riskan terjadinya kerusakan, atau mengeluarkan uang untuk
BBM murah (subsidi) namun akan berdampak pada tidak sehatnya kondisi
mobil Anda. Belum lagi potensi Anda yang akan menjadi salah satu
penyumbang kerusakan lingkungan, yang disebabkan oleh borosnya
penggunaan BBM. (RAO)