Senin, 01 Juli 2013

Dampak Kerak di Ruang Bakar


Ketika melakukan perawatan berkala, hal umum yang sering terdeksi yaitu dengan banyaknya tertinggal kerak atau karbon deposit di ruang bakar dan kepala piston. Ini adalah dampak dari penggunaan premium, yang notabene nya memiliki pembakaran yang tidak sempurna.
Pembakaran yang tidak sempurna mengakibatkan partikel karbon deposit mengendap dan memperkecil volume ruang bakar. Hal ini dapat mengakibatkan tidak maksimalnya output tenaga yang dihasilkan. Dalam jangka pendek, hal tersebut tidak signifikan dirasakan, namun dalam jangka panjang endapan kerak selain menurunkan performa, juga dapat berdapak pada seringnya penggantian part tertentu.
Penggunaan BBM premium pada kesehariannya masih banyak didapati dilakukan oleh pengguna mobil, sekelas mobil mewah  (BBM subsidi bukan untuk pengguna mobil mewah). Namun yang perlu disadari selain peruntukan BBM subsidi ditujukan bagi golongan tertentu, sesungguhnya penggunaan BBM premium justru merugikan Anda dan kendaraan yang Anda gunakan.
(archieve.kaskus.co.id)
Perawatan terhadap mobil baiknya dilakukan lebih sering sebelum waktunya pelaksanaan perawatan sesuai jadwal yang telah ditentukan jika Anda masih menggunakan BBM subsidi, setidaknya hal ini dapat memperkecil efek kerusakan pada mobil. Namun otomatis dengan lebih sering melakukan perawatan, maka pengeluaranpun akan semakin besar. Jika saja Anda mengabaikan melakukan perawatan lebih rutin, sah – sah saja, namun efek jangka panjang akan berdampak lebih tidak menguntungkan lagi.
Bagi anda yang menggunakan mobil dengan injector, efek selanjutnya adalah penyumbatan di injector bahan bakar.  Jika sudah menyumbat, maka asupan bahan bakar menuju ruang bakar akan terhambat dan tidak lancar yang berakibat pada pincangnya mesin, ataupun seringnya didapati gejala ngelitik. Meskipun bisa dibersihkan atau diperbaiki, namun biaya pembersihan injektor tidaklah murah.
Busi juga merupakan salah satu part yang akan cepat menurun performanya jika pembakaran di ruang mesin tidak sempurna. Jika biasanya penggantian busi di km 20.000, namun baiknya diganti jauh sebelum mencapai rentang jarak kilometer tersebut  (bagi pengguna premium).
Semuanya kembali ke diri sendiri, seberapa pentingnya kesehatan kendaraan yang kita tunggangi, mana yang kita pilih, mengeluarkan biaya sedikit lebih mahal diawal (untuk membeli BBM non subsidi) tanpa perlu khawatir performa mesin yang menurun serta riskan terjadinya kerusakan, atau mengeluarkan uang untuk BBM murah (subsidi) namun akan berdampak pada tidak sehatnya kondisi mobil Anda. Belum lagi potensi Anda yang akan menjadi salah satu penyumbang kerusakan lingkungan, yang disebabkan oleh borosnya penggunaan BBM. (RAO)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar